Kolam Lele
Mengenai pembuatan kolam lele
memang banyak sekali cara yang bisa digunakan, hal tersebut dapat
disesuaikan dengan lokasi, kebutuhan atau target produksi yang ingin
diperoleh, adapun informasi yang akan disampaikan adalah gambaran umum
tata cara pembuatan kolam dalam budidaya lele yang telah banyak digunakan.
Kolam lele untuk pemeliharaan disarankan jangan terlalu luas, gunanya
agar kita lebih mudah dalam mengontrol dan mengawasi perkembangan dan
keamanan kolam. Jika memiliki modal yang cukup, sebaiknya dinding dan
dasar kolam dibuat permanen.
Dalam pemeliharaan lele,
biasanya kolam ikan lele terbagi menjadi beberapa kategori, ada kolam
yang khusus indukan, kolam pemijahan dan kolam untuk pembesaran.
Biasanya kolam lele khusus indukan dipakai untuk merawat indukan lele
sebelum dan sesudah pemijahan. Adapun dalam teori tradisional, kolam
untuk indukan sekaligus dijadikan tempat tempat untuk pemijahan.
Metode pemijahan tradisional biasanya menggunakan kolam berupa tanah,
namun ada juga yang menggunakan tembok pada bagian dindingnya sementara
bagian dasar tetaplah tanah. Luas kolam lele untuk indukan juga bisa
disesuaikan, namun agar indukan lele dapat hidup dengan baik biasanya
luas kolam indukan tidak kurang dari 50m2. Kolam indukan dapat dibagi
menjadi dua bagian, tujuh puluh persennya adalah bagian dangkal
sementara tiga puluh persen lagi adalah bagian dalam atau sering disebut
dengan kubangan, yang tempatnya ada di tengah kolam dan memiliki
kedalaman sekitar 50-60cm, kubangan berguna sebagai tempat indukan
bersembunyi pada saat air disurutkan.
Disetiap sisi-sisi kolam dibuat sarang untuk bertelur yang terbuat dari
tembok berukuran 30x30x25cm3 dengan jarak antar sarang kurang lebih 1m,
setiap sarang diberikan lubang masuk untuk induk lele, lubang tersebut
biasanya menggunakan pipa PVC 4”. Pada dasar sarang dibuat saluran dari
pipa PVC 1” yang berfungsi untuk keluarnya benih atau bibit lele menuju
kolam pendederan. Kolam lele untuk pemijahan ini biasanya dilengkapi
dengan kolam rotifera (Pakan alami ikan yang berupa cacing bersel
tunggal). Kolam rotifera berukuran kurang lebih 10m2, terletak dibagian
atas kolam yang berguna untuk menumbuhkan rotifera, kolam ini
dihubungkan dengan kolam induk melalui saluran pipa. Agar rotifera
dapat tumbuh dengan baik, kolam rotifera sebaiknya diberikan pupuk
organik.
Pemijahan dapat juga dilakukan dengan cara berpasangan, kolam lele untuk
pemijahan berpasangan biasanya menggunakan kolam semen berukuran
1x1x0,6m atau 1x2x0,6m. Di dalam kolam dilengkapi dengan sarang yang
terbuat dari kayu berukuran 25x40x30cm, kotak sarang ini tidak diberi
dasar, namun pada bagian atas diberikan lubang dan tutup agar kita dapat
melihat jika ada telur di dalam sarang, kotak sarang diberikan ijuk dan
kerikil agar ikan yang memijah dapat meletakan telur. Disarankan pada
bagian depan kotak sarang diletakan tanaman eceng gondok untuk
memberikan efek gelap terhadap sarang.
Metode lainnya adalah pemijahan masal, untuk kolam lele pemijahan masal
biasanya menggunakan kolam semen antara 20m2 (2x10m) s/d 50m2 (5x10m),
pada sisi luar bagian kolam dibuat bak sarang (menempel pada kolam
induk) berukuran 30x30x30cm, masing-masing sarang diberi lubang
menggunakan pipa pvc 4” dan pipa PVC 1” untuk saluran benih, pada bagian
dasar bak sarang diletakan ijuk dan kerikil untuk tempat telur ikan
lele yang memijah.
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan kolam pendederan, kolam lele untuk
pendederan pada minggu pertama dan kedua biasanya berukuran
200x50x50cm, untuk mengantisipasi agar tubuh benih lele tidak terluka
pada saat bergesekan dengan dinding kolam, sebaiknya dinding kolam
dihaluskan dan dibuat lurus. Dasar kolam dibuat miring, dasar kolam di
daerah tempat masuk air lebih tinggi + 3cm dari daerah pembuangan air,
di dasar kolam diletakan pipa PVC 3”-5” dengan panjang 10m. Pada tempat
pengeluaran air dipasang saringan sejajar dengan permukaan kolam bagian
dalam, saringan tersebut dijepit dengan 2 buah bingkai kayu, diantara
bingkai tersebut dipasang kawat nyamuk yang terbuat dari plastik
berukuran 0,5-0,7mm.
Pada kolam pendederan harus dilengkapi dengan pipa untuk memasukan air
dan pipa untuk mengeringkan kolam, pipa pengeringan terhubung dengan
pipa plastik pengatur ketinggian air kolam. Pada saat memasuki minggu
ketiga benih dapat dipindahkan ke kolam pendederan selanjutnya yang
berukuran 200x100x50cm, usahakan pada prosesi pemindahan benih tidak
menggunakan jaring, aturlah ketinggian pipa plastik yang sudah
terpasang, adapun konstruksi lain kolam lele pada minggu ketiga sama
dengan kolam pada minggu pertama dan kedua. Para pengusaha ternak lele
sebaiknya melakukan penyortiran sebelum memasukan benih atau bibit lele
pada kolam berikutnya, tempatkan benih lele yang berukuran sama dan
sesuaikan dengan kepadatan tebar, Selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar